Guru memiliki peran sentral dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan adil. Namun, dalam beberapa kasus, terdapat kecenderungan sebagian guru untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa yang disukai dan mengabaikan siswa lainnya. Perilaku ini berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan akademik, psikologis, dan sosial siswa. Kajian ini akan mengulas fenomena guru yang pilih kasih berdasarkan referensi ilmiah, mengidentifikasi dampaknya terhadap siswa, serta menawarkan solusi strategis untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih adil dan inklusif.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan aspek fundamental dalam pembentukan karakter dan perkembangan akademik peserta didik. Guru sebagai agen utama dalam pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi semua siswa tanpa diskriminasi (Banks, 2016). Namun, dalam praktiknya, beberapa guru cenderung lebih memperhatikan siswa yang disukainya dan mengabaikan yang lain, baik secara sadar maupun tidak sadar (Babad, 2009). Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan siswa secara psikologis dan akademik.
Fenomena pilih kasih dalam dunia pendidikan tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di berbagai negara lain. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku pilih kasih guru dapat menimbulkan dampak negatif seperti rendahnya motivasi belajar siswa, menurunnya prestasi akademik, serta munculnya masalah psikologis seperti rendah diri dan kecemasan sosial (Wentzel, 2002). Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk membahas penyebab, dampak, dan solusi terkait perilaku guru yang pilih kasih.
Penyebab Guru Bersikap Pilih Kasih
Bias Kognitif dan Afektif
Guru secara tidak sadar dapat memiliki preferensi terhadap siswa yang memiliki karakteristik tertentu, seperti kemampuan akademik tinggi, kepribadian menyenangkan, atau kesamaan latar belakang dengan dirinya (Rosenthal & Jacobson, 1968). Bias ini disebut dengan efek Pygmalion, di mana harapan tinggi terhadap siswa tertentu dapat memengaruhi perlakuan guru terhadap mereka.Kesenjangan Sosial dan Budaya
Guru mungkin lebih cenderung dekat dengan siswa yang memiliki kesamaan budaya, ekonomi, atau sosial dengannya (Gay, 2010). Hal ini menyebabkan beberapa siswa merasa diabaikan atau kurang mendapatkan perhatian yang sama.Tingkat Kedisiplinan Siswa
Siswa yang sering melanggar aturan atau dianggap memiliki perilaku negatif cenderung diabaikan oleh guru. Namun, pendekatan ini dapat memperburuk kondisi siswa tersebut daripada membantunya berkembang (Pianta, Hamre, & Allen, 2012).Kapasitas dan Beban Kerja Guru
Guru yang memiliki beban kerja tinggi cenderung memberikan perhatian lebih kepada siswa yang lebih kooperatif dan memiliki prestasi akademik tinggi, sementara yang lain terabaikan (Hattie, 2009).
Dampak Perilaku Pilih Kasih Guru terhadap Siswa
Dampak Akademik
Siswa yang kurang mendapatkan perhatian dari guru cenderung mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, yang berdampak pada penurunan prestasi akademik (Good & Brophy, 2003). Sebaliknya, siswa yang mendapatkan perhatian lebih cenderung lebih percaya diri dalam belajar.Dampak Psikologis
Perlakuan pilih kasih dapat menyebabkan siswa yang diabaikan merasa tidak berharga, mengalami kecemasan, dan kehilangan motivasi untuk belajar (Wentzel, 2002). Hal ini dapat berdampak pada perkembangan psikososial mereka dalam jangka panjang.Dampak Sosial
Perbedaan perlakuan guru terhadap siswa dapat menciptakan polarisasi dalam lingkungan kelas, di mana beberapa siswa merasa lebih superior dibanding yang lain. Hal ini dapat menimbulkan konflik sosial serta mempengaruhi hubungan antarsiswa (Boaler, 2019).Dampak terhadap Kepercayaan Siswa pada Institusi Pendidikan
Jika siswa merasa bahwa sekolah tidak memberikan perlakuan yang adil, mereka mungkin kehilangan kepercayaan terhadap sistem pendidikan dan cenderung mengembangkan sikap negatif terhadap institusi tersebut (Freeman, 2010).
Strategi untuk Menciptakan Lingkungan Belajar yang Adil dan Inklusif
Peningkatan Kesadaran Diri Guru
Guru perlu melakukan refleksi diri dan mengevaluasi apakah mereka secara tidak sadar memberikan perlakuan yang berbeda terhadap siswa (Brookhart, 2017). Pelatihan kesadaran bias dapat membantu guru dalam menciptakan interaksi yang lebih adil.Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Pendekatan seperti Differentiated Instruction (Tomlinson, 2001) memungkinkan guru menyesuaikan pengajaran sesuai dengan kebutuhan individu siswa, sehingga semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.Membangun Hubungan Positif dengan Semua Siswa
Guru perlu membangun hubungan yang positif dan inklusif dengan seluruh siswa tanpa memandang latar belakang mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui komunikasi yang terbuka dan empati (Hamre & Pianta, 2005).Menggunakan Strategi Penilaian yang Adil
Penilaian berbasis kriteria dan rubrik yang jelas dapat membantu mengurangi bias dalam menilai kemampuan siswa (Guskey, 2015). Dengan demikian, semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk menunjukkan potensinya.Pelatihan dan Pengembangan Profesional Guru
Sekolah perlu menyediakan program pelatihan yang membantu guru dalam mengenali bias dan menerapkan strategi pengajaran yang inklusif (Nieto, 2010).Meningkatkan Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih adil dan memperkuat hubungan antara guru dan siswa (Epstein, 2011).
Kesimpulan
Perilaku pilih kasih oleh guru dalam dunia pendidikan merupakan fenomena yang dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan akademik, psikologis, dan sosial siswa. Penyebab utama dari perilaku ini meliputi bias kognitif, kesenjangan sosial-budaya, tingkat kedisiplinan siswa, serta beban kerja guru yang tinggi. Dampak dari perilaku ini mencakup menurunnya motivasi belajar, prestasi akademik yang rendah, serta terganggunya hubungan sosial di lingkungan kelas. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menyadari biasnya dan menerapkan strategi pengajaran yang adil dan inklusif agar semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.
Referensi
Babad, E. (2009). The Social Psychology of the Classroom. Routledge.
Banks, J. A. (2016). Cultural Diversity and Education: Foundations, Curriculum, and Teaching. Pearson.
Boaler, J. (2019). Mathematical Mindsets: Unleashing Students' Potential. Jossey-Bass.
Epstein, J. L. (2011). School, Family, and Community Partnerships. Routledge.
Freeman, R. (2010). Educational Inequality: Closing the Gap. Harvard University Press.
Hamre, B. K., & Pianta, R. C. (2005). Can instructional and emotional support in the first-grade classroom make a difference for children at risk of school failure? Child Development, 76(5), 949-967.
Rosenthal, R., & Jacobson, L. (1968). Pygmalion in the Classroom: Teacher Expectation and Pupils' Intellectual Development. Holt, Rinehart, and Winston
0 Komentar