Memiliki teman adalah salah satu anugerah terbesar dalam hidup. Namun, mempertahankan pertemanan ketika kita sudah beranjak dewasa sangat berbeda dengan masa kecil kita di TK atau SD, ketika pertemanan hanya bermodalkan main bersama di taman bermain. Seiring bertambahnya usia, tanggung jawab, kesibukan, dan tekanan hidup membuat hubungan pertemanan menjadi lebih kompleks dan membutuhkan usaha yang lebih besar agar tetap langgeng.
Yuk, kita refleksi sejenak. Seberapa banyak teman yang masih benar-benar dekat dengan kita saat ini? Jika ternyata hanya ada segelintir, bisa jadi ada beberapa hal yang tanpa sadar membuat orang menjauh. Mari kita bahas satu per satu.
Keluhan memang manusiawi, apalagi jika sedang berada dalam masa sulit. Tapi jika setiap pertemuan atau obrolan hanya dipenuhi keluh kesah tentang pekerjaan, utang, hubungan asmara, atau masalah pribadi, lama-lama teman pun bisa merasa lelah. Semua orang juga punya beban masing-masing, jadi alangkah baiknya jika kita juga bisa menjadi sumber semangat, bukan hanya penyalur keluhan. Sesekali ngobrol ringan tentang hobi, film, atau rencana masa depan bisa menjadi penyegar dalam hubungan pertemanan.
Pertemanan adalah hubungan dua arah. Kalau kita hanya memikirkan diri sendiri, selalu ingin menang sendiri, dan tidak pernah memberi ruang bagi pendapat orang lain, maka hubungan itu tidak akan sehat. Cobalah sesekali menjadi pendengar yang baik, memberikan dukungan, atau setidaknya menghargai sudut pandang teman meskipun tidak selalu sejalan.
Kalau kita tidak menunjukkan kepedulian, jangan kaget kalau teman pun akan menjauh. Tanyakan kabarnya, dukung dia saat sedang mengalami masa sulit, rayakan keberhasilannya bersama-sama. Hal-hal kecil seperti menanyakan “lagi sibuk apa?” atau “gimana kabar keluarga?” bisa mempererat hubungan dan menunjukkan bahwa kita peduli.
Pertemanan bukan tentang hitung-hitungan. Kalau setiap traktiran dihitung dan ditagih, atau setiap bantuan selalu diungkit-ungkit, maka hubungan itu tidak lagi terasa hangat. Tentu beda konteks kalau memang terkait utang, tapi dalam hal kecil seperti mentraktir makan, belanja bareng, atau berbagi sesuatu, usahakan untuk ikhlas. Justru di situlah letak manisnya pertemanan.
Cemburu saat teman sukses, naik jabatan, punya pacar baru, atau membeli kendaraan baru adalah hal yang harus dikendalikan. Daripada iri, lebih baik ikut berbahagia. Ucapkan selamat dan jadikan keberhasilan teman sebagai inspirasi. Jangan sampai rasa cemburu membuat kita bersikap dingin atau menjauh. Teman yang baik akan merasa senang jika kita turut bahagia atas pencapaiannya.
Ekspektasi berlebihan terhadap teman justru akan menimbulkan kekecewaan. Mereka pun punya hidup, keluarga, masalah, dan keterbatasan waktu. Kalau kita berharap mereka selalu ada setiap saat, maka kita akan sering kecewa. Belajarlah untuk menerima bahwa teman tidak harus selalu bisa hadir, yang penting mereka ada ketika benar-benar dibutuhkan dan peduli.
Candaan itu menyenangkan, tapi jika berlebihan dan menyinggung perasaan orang lain, itu sudah masuk kategori bully. Kadang kita merasa lucu, tapi teman kita bisa saja merasa sakit hati. Jadilah pribadi yang peka dan tahu batas. Jangan sampai pertemanan hancur hanya karena gurauan yang tidak sensitif.
Banyak orang tidak mencari teman baru karena merasa sudah cukup. Apalagi untuk seorang introvert, jumlah teman mungkin tidak banyak, tetapi kualitas hubunganlah yang lebih penting. Persahabatan sejati tidak didasari oleh kepentingan semata. Jika seseorang hanya hadir di saat senang, tapi menghilang saat kita susah, maka bisa jadi dia hanya kenalan, bukan teman sejati.
Teman sejati hadir dalam suka dan duka. Mereka tidak meninggalkan kita hanya karena kita sedang jatuh. Mereka tidak menilai kita dari kekurangan, tapi menghargai kita sebagai manusia biasa yang bisa salah, bisa khilaf. Karena itu, penting bagi kita untuk memaafkan kekurangan teman, sebagaimana kita juga ingin dimengerti dan dimaafkan.
Ada satu prinsip dalam menjalin pertemanan yang tidak akan membuatmu kecewa, yaitu: Bertemanlah karena Allah.
Jika kamu berteman karena kelebihan, suatu saat kamu akan kecewa dengan kekurangannya.
Jika kamu berteman karena kebaikan, suatu saat kamu akan kecewa dengan keburukannya.
Jika kamu berteman karena kesamaan pikiran, suatu saat kamu akan kecewa saat ada perbedaan.
Namun jika kamu berteman karena Allah, maka kamu akan menerima temanmu sebagai manusia biasa. Kamu akan memaafkan kesalahannya dan tetap menyayanginya karena kamu tahu, tidak ada manusia yang sempurna.
Selama temanmu tidak berbuat dzalim, tidak mengkhianati amanah, dan tidak menyebarkan fitnah, maka ia tetaplah sahabatmu. Memaafkan bukan berarti lemah, tapi karena kita pun ingin dimaafkan.
Akhir Kata: Jadilah Teman yang Dirindukan
Pertemanan bukan soal siapa yang paling lama kita kenal, tapi siapa yang hadir dan bertahan di saat sulit. Jadilah pribadi yang indah, yang dirindukan oleh teman-teman karena ketulusan dan kebaikan hatimu.
Semangat terus untuk menjadi pribadi yang lebih baik!
Semangat dalam menebar manfaat dan kebaikan!
Tetap bersyukur, tetap bersabar, dan teruskan berukhuwah karena Allah Ta’ala.


0 Komentar