Inikah Penyakit Pikiran yang Harus Disembuhkan Jika Kamu Ingin Sukses dan Bernilai?


 

Tahukah kamu mengapa banyak orang gagal menjadi seorang penulis atau mencapai impiannya? Salah satu penyebab utama adalah kebiasaan mencari alasan. Sebuah alasan yang lahir dari penyakit pikiran yang tanpa disadari membuat seseorang tetap berada dalam ketidakberhasilan. Lebih dari itu, orang yang terjebak dalam pola pikir ini cenderung jauh dari kebahagiaan.

Mereka yang selalu mencari alasan biasanya hidup dalam penderitaan. Jika pun mereka mengatakan bahwa mereka bahagia, sering kali itu hanyalah bentuk alibi untuk menutupi ketidakberhasilan mereka. Alasan-alasan tersebut bukan hanya melemahkan tekad seseorang, tetapi juga mencerminkan rendahnya kepribadian seseorang dalam menghadapi tantangan hidup.

Lantas, apa saja penyakit pikiran yang perlu diatasi agar seseorang bisa sukses dan memiliki nilai dalam kehidupan? Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Alasan Waktu

Orang yang tidak berhasil sering kali menggunakan waktu sebagai alasan utama mereka. Kalimat-kalimat seperti:

  • "Aku tidak punya waktu."

  • "Jadwalku terlalu sibuk."

  • "Aku akan melakukannya nanti."

menjadi mantra yang terus mereka ulang. Namun, mari kita renungkan sejenak. Bukankah setiap orang memiliki jumlah waktu yang sama dalam sehari, yaitu 24 jam? Lantas, mengapa ada orang yang sukses dan ada yang tidak?

Orang yang sukses tidak menggunakan waktu sebagai alasan. Sebaliknya, mereka memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Mereka memahami bahwa waktu adalah sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu, mereka mengelolanya dengan bijak.

Menurut Covey (1989) dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People, salah satu kebiasaan orang sukses adalah "Put First Things First" atau mengutamakan hal yang paling penting. Mereka mengelola waktu mereka berdasarkan prioritas, bukan berdasarkan alasan.

Cara Mengatasi:

  • Buat jadwal harian yang realistis.

  • Tentukan prioritas tugas yang harus diselesaikan.

  • Gunakan teknik manajemen waktu seperti Pomodoro Technique atau Time Blocking.

2. Alasan Kesehatan

Banyak orang menggunakan alasan kesehatan untuk tidak mengambil tindakan. "Aku sakit," "Aku lelah," atau "Kondisiku tidak memungkinkan" adalah contoh alasan yang sering digunakan.

Namun, tahukah kamu bahwa tidak ada manusia yang benar-benar sehat 100% sepanjang hidupnya? Rasa lelah, sakit kepala, atau kelelahan adalah hal yang wajar. Bahkan, banyak orang dengan keterbatasan fisik atau kondisi kesehatan yang kurang baik justru mampu meraih kesuksesan.

Contohnya adalah Stephen Hawking, seorang ilmuwan fisika teoretis yang menderita penyakit ALS. Meskipun mengalami keterbatasan fisik, ia tetap mampu memberikan kontribusi besar bagi dunia sains.

Cara Mengatasi:

  • Lakukan pola hidup sehat dengan olahraga dan pola makan seimbang.

  • Kelola stres dengan baik.

  • Fokus pada apa yang bisa dilakukan, bukan pada keterbatasan.

3. Menyalahkan Kegagalan

Orang yang takut gagal biasanya akan berkata:

  • "Aku tidak bisa."

  • "Aku tidak paham."

  • "Aku pernah gagal, jadi aku tidak mau mencoba lagi."

Padahal, kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Bayi yang baru lahir tidak langsung bisa berjalan. Mereka belajar melalui banyak jatuh dan bangun. Jika seorang bayi bisa belajar tanpa takut gagal, mengapa orang dewasa justru memilih menyerah?

Menurut John C. Maxwell dalam bukunya Failing Forward (2000), kegagalan seharusnya menjadi batu loncatan untuk maju, bukan alasan untuk berhenti.

Cara Mengatasi:

  • Ubah pola pikir tentang kegagalan sebagai bagian dari pembelajaran.

  • Evaluasi penyebab kegagalan dan buat strategi untuk memperbaikinya.

  • Terus mencoba dan belajar dari pengalaman.

4. Menyalahkan Orang Lain

Salah satu penyakit pikiran yang paling klasik adalah kebiasaan menyalahkan orang lain atas kegagalan diri sendiri.

  • "Gara-gara bosku, aku tidak bisa berkembang."

  • "Orang tuaku tidak mendukungku."

  • "Teman-temanku tidak mendukung ideku."

Menyalahkan orang lain tidak akan membawa perubahan. Justru, hal ini hanya akan menambah penderitaan. Orang yang sukses memahami bahwa kendali atas hidup mereka ada di tangan mereka sendiri, bukan di tangan orang lain.

Cara Mengatasi:

  • Ambil tanggung jawab atas tindakan dan keputusan sendiri.

  • Fokus pada solusi, bukan mencari kambing hitam.

  • Bangun mentalitas growth mindset.

5. Menyalahkan Diri Sendiri

Di sisi lain, ada juga orang yang terlalu keras pada dirinya sendiri. Mereka selalu merasa tidak cukup baik, tidak berbakat, atau tidak layak untuk sukses. Bahkan, beberapa orang sampai mengalami depresi akibat terlalu sering menyalahkan diri sendiri.

Padahal, setiap manusia memiliki potensi uniknya masing-masing. Tuhan tidak menciptakan manusia tanpa alasan. Seharusnya, kita lebih fokus pada kelebihan yang kita miliki daripada terus-menerus meratapi kekurangan.

Cara Mengatasi:

  • Berlatih self-compassion atau belas kasih terhadap diri sendiri.

  • Kenali dan hargai kelebihan diri sendiri.

  • Jangan ragu untuk mencari bantuan atau bimbingan jika diperlukan.

6. Menyalahkan Lingkungan atau Tempat

Ada juga orang yang selalu mengeluh tentang lingkungan mereka:

  • "Di tempatku sulit berkembang."

  • "Tempatku panas, aku tidak bisa bekerja dengan baik."

  • "Kondisi di sini tidak mendukung kesuksesan."

Namun, jika kita melihat dunia ini lebih luas, ada banyak orang yang sukses meskipun berasal dari tempat yang jauh lebih sulit. Ada orang yang sukses meskipun tinggal di daerah terpencil, di lingkungan miskin, atau bahkan di tempat dengan cuaca ekstrem.

Cara Mengatasi:

  • Fokus pada apa yang bisa dikendalikan, bukan apa yang tidak bisa dikendalikan.

  • Manfaatkan sumber daya yang ada dengan maksimal.

  • Ingat bahwa lingkungan hanya faktor eksternal, bukan penentu utama kesuksesan.

7. Menyalahkan Keadaan

Alasan lain yang sering digunakan adalah keadaan atau situasi yang tidak mendukung:

  • "Siang ini terlalu panas, aku tidak bisa fokus."

  • "Hujan turun, jadi aku tidak bisa bekerja."

  • "Keadaan sedang sulit, jadi aku tidak bisa berusaha."

Namun, keadaan di sekitar kita sebenarnya netral. Yang membedakan adalah bagaimana kita meresponsnya. Orang yang sukses melihat tantangan sebagai peluang, bukan hambatan.

Cara Mengatasi:

  • Berhenti mengeluh dan mulai mencari solusi.

  • Adaptasi dengan keadaan yang ada.

  • Kembangkan pola pikir resilient atau tangguh menghadapi tantangan.

Kesimpulan

Setiap orang memiliki pilihan dalam hidupnya: tetap terjebak dalam alasan dan penyakit pikiran, atau mulai berubah dan mengambil langkah nyata menuju kesuksesan. Jika kamu ingin menjadi pribadi yang bernilai, mulailah dengan mengatasi kebiasaan mencari alasan.

Hidup bukan tentang menunggu keadaan sempurna, melainkan tentang bagaimana kita bertindak dalam kondisi apa pun. Sukses adalah hasil dari keputusan kecil yang diambil setiap hari. Jadi, sudah siapkah kamu meninggalkan penyakit pikiran dan menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri?




Posting Komentar

0 Komentar